Bookish: Rentang Kisah, dan cerita menikmati proses Self Upgrading

Buku ini masuk dalam list yang mesti saya baca setelah kelar dengan serial trilogi Crazy Rich Asian. Jadi pas banget waktu itu saya kebetulan lagi ambil cuti, jadilah seharian ngintilin suami kerja kesana kemari. And how lucky I am, saat itu pas banget suami baru aja gajian, jadilah nodong doi minta dibeliin buku ini ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜„

Dan ditengah-tengah hiruk pikuk kesibukan suami yang super mobile, saya minta quality time berduaan untuk sight seeing ke toko buku, sekalian cari buku Rentang Kisah.

Oke, sebelum berlanjut ngebahas buku ini, saya udah follow Instagram si penulisnya, Gita Savitri Devi. Berhubung doi juga ternyata suka nulis di blog dan bikin video blog (vlog) di YouTube Channel nya, saya juga ikutan follow dan subscribe.

Well anyway, buku ini gak setebal dari novel-novel yang udah saya baca sebelumnya. Karena ada 207 halaman, jadi dalam waktu sehari aja saya udah langsung khatam baca sampai selesai. Buku ini sama sekali bukan novel, tapi lebih kayak blog pribadi. Yuk kita ulas!

1. Cerita

Isinya kurang lebih menceritakan tentang sepak terjang perjalanan penulisnya sendiri, si Gita, dari mulai rencana studi di Jerman setelah lulus SMA, bagaimana perjalanannya dapetin jodoh, bagaimana dia struggling dengan ups and downs, adaptasi diri di negeri orang, proses hijrahnya (pakai kerudung), etc etc yang kesemuanya itu adalah proses pendewasaan dirinya baik secara mental maupun aqidah sebagai seorang muslim.

2. Profil Buku

2.1. Penerbit: Gagas Media

2.2. Grafis: sampul bukunya adalah foto si Gita. Entah apa filosofinya kenapa ide untuk sampul buku adalah fotonya doi. But overall it’s quite good because the story is represented about herself. Sayangnya, foto-foto yang jadi pembatas setiap bab, yang dijepret sendiri sama Gita, disetting gak berwarna. Disitu menurut saya jadi kurang greget, kurang mendalami how Berlin be like as she wrote in her story.

3. Pesan moral

Hmmm saya sejujurnya takjub dengan proses self upgrading Gita yang secara jujur dia ungkapkan dalam bukunya. Kalau dipikir-pikir, sangat nggak mudah lho beradaptasi mengenyam pendidikan diluar. Adaptasi dengan budaya, jauh dari keluarga, mengelola uang yang terbatas untuk bertahan hidup, birokrasi pendidikan yang berbeda dengan di Indonesia, sistem belajar dan sistem pendidikan yang juga berbeda, dll.

Tapi ya itu, Tuhan nyatanya nggak selalu kasih beban berat dalam proses hidup setiap hamba-Nya. Disana banyak hal-hal yang mendukung proses upgradingnya, dari mulai dia punya banyak banget teman baik di Berlin, disupport penuh sama orang tua (terutama ibunya), yang mana kesemua hal positif itu menurut saya bisa dia dapatkan karena sifatnya yang open minded. Mau berproses untuk berubah lebih baik.

So, mengingat si Gita masih muda. Dan sayapun masih muda (sok iyeee), pastinya masih ada serentetan proses menantang didepan mata untuk dihadapi. Insight positif yang dapet banget feel-nya buat saya adalah: how to well managed in order to respond hate speech dari orang-orang disekitar kita.

Bicara soal karir sebagai seorang praktisi di bidang yang mengelola manusia, hal-hal kayak julidisme (in term of julid in adjective, that’s the way I name it..hehehe), hate speech, komentar pedes yang sangat judgemental, dan hal-hal negatif lain pastinya kita alami dari netizen yang ada dalam organisasi (yes am pretty sure all of you guys from HR must feel the same). Dulu di beberapa tahun pertama sempet stress banget ngadepin komplain segelintir orang tentang apa yang saat itu kita lakukan. But long story short, ada banyak kejadian yang super ciamik yang akhirnya itu menjadi bagian dari proses pendewasaan diri saya secara pribadi. Dan saat ini, saya berada pada fase dimana secara perlahan saya mendapatkan kepercayaan diri dari setiap hal yang saya lakukan, ataupun yang saya putuskan.

Nah, kapan-kapan saya mau share ah bagaimana proses upgrading yang saya alami dalam organisasi. Sebelumnya, kamu bisa baca ulasan singkat soal definisi upgrading versi saya sendiri di postingan Naik Kelas. Dibaca juga ya ๐Ÿ˜Š

Published by Rahmi Aulia

I write louder than speak. Am a ENFJ kinda HR practitioner who love crafting parenthood and motherhood moments in my blog.

Leave a comment